Publikasi

SFITAL berkolaborasi bersama Pemerintah daerah Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dalam menghasilkan produk publikasi yang berkontribusi dalam penyebarluasan pemahaman dan penerapan pengetahuan dalam mengelola kebun, terutama pengembangan kakao dan kelapa sawit berkelanjutan, serta meningkatkan akses terhadap pasar global melalui kemitraan petani, pemerintah, dan sektor swasta.

Adopsi terhadap praktik pertanian baik dan inovasi terus didorong dalam upaya meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Upaya ini diharapkan agar sektor pertanian berkelanjutan di Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Utara dapat terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, lingkungan, dan pendapatan ekonomi daerah.

C
Title: Kelapa Sawit Berkelanjutan untuk Aceh Tamiang: Strategi dan Rencana Kegiatan Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (SFITAL)
Year: 2021
Number of Pages: 4
Call Number: PB00192-21

Abstract:

Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, dan sekitar 40% dipasok oleh kebun sawit rakyat. Di Kabupaten Aceh Tamiang, kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan dengan area terluas. Sama seperti dengan daerah lain di Indonesia, permasalahan umum yang dijumpai dalam kebun sawit rakyat adalah peremajaan kebun agar tingkat produktifitas tetap bisa dipertahankan, pengelolaan kebun yang sesuai dengan standar berkelanjutan an pemasokan kelapa sawit stabil sesuai permintaan pasar, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Lewat serangkaian diskusi dan konsultasi awal, SFITAL telah menyampaikan rencana kegiatan, target hasil dan capaian yang akan diimplementasikan bersama oleh ICRAF, Rainforest Alliance dan MARS dalam periode 2020–2025 untuk mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten Aceh Tamiang. Dokumen ini memaparkan rencana kegiatan SFITAL, yang secara kontekstual sesuai dengan kondisi bentang alam Aceh Tamiang, dari sudut pandang penyediaan jasa lingkungan dan produktivitas kelapa sawit rakyat.

Kegiatan-kegiatan SFITAL akan kami lakukan di tingkat kebun dan tingkat bentang alam, dengan melibatkan berbagai pihak. Kami akan menyertakan petani, kelompok tani, perangkat desa dan pemerintah kecamatan, serta para penyuluh, pedagang, pengumpul, pelaku usaha kelapa sawit, organisasi perangkat daerah terkait serta pemangku kepentingan yang relevan dengan pengembangan kelapa sawit di Aceh Tamiang.

File:

  File Size Description
file type <3640 KB Softcopy