Halo Sahabat Agroforestri!

Dalam mengembangkan dan menerapkan Good Agriculture Practices (GAP) dan agroforestri kakao, diperlukan satu landasan penting yang perlu kita ketahui, yaitu perubahan perilaku pekebun kakao. Hal ini sering terabaikan saat kita melakukan sistem Monitoring dan Evaluasi (M&E) dari sebuah kegiatan. Perubahan perilaku umumnya menunjukan keberhasilan dari program pelatihan pada implementasi GAP dan agroforestri yang dilakukan. Jika tidak ada perubahan perilaku maka program pelatihan tersebut tidak akan berjalan secara berkelanjutan. Selain itu, sering ditemukan bahwa tingkat adopsi intervensi oleh aktor kunci dalam pelaksanaan program cukup rendah jika pihak-pihak yang terlibat tidak berubah.

Manfaat lebih lanjut dari menentukan perubahan perilaku pekebun kakao dalam M&E adalah untuk menggambarkan proses pembelajaran dan mengidentifikasi hambatan terhadap perubahan perilaku. Perubahan M&E dari pekebun kakao dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey Awareness, Desire, Knowledge, Ability, dan Reinforcement (ADKAR) atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Pemahaman, Keinginan, Pengetahuan, Kemampuan dan Penguatan Dukungan.

Terdapat dua manual yang dibuat berdasarkan pengalaman implementasi program Pertanian Berkelanjutan di Bentang Lahan Tropis Asia atau the Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes  (SFITAL) di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Tujuan penyusunan manual ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa penerapan GAP dan agroforestri kakao, untuk mendapatkan output berupa data perubahan perilaku pekebun kakao.

Panduan kerangka kerja secara umum adalah sebagai berikut: