Melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dan penguatan wirausaha kakao berbasis agroforestri, SFITAL mendorong praktik budidaya kakao yang lebih berkelanjutan sekaligus membuka peluang usaha melalui berbagai komoditas pendamping, seperti lebah madu trigona dan aren.
Proyek Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (SFITAL), yang didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan dikoordinasikan oleh World Agroforestry (ICRAF) bersama Rainforest Alliance dan Mars Inc., hadir untuk memperkuat keberlanjutan sistem pertanian kakao di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Dalam rangka Lokakarya Jejak Kolaborasi, proyek SFITAL yang telah merampungkan kegiatannya di Luwu Utara, menampilkan keberhasilan dan pencapaiannya dalam pengembangan wirausaha lokal melalui dua kelompok usaha agroforestri kakao: Kelompok Usaha Bersama (KUB) Trigona Mantap dan KUB Aren Malimbu.
Untuk mendorong nilai tambah dan keberlanjutan ekonomi, SFITAL memfasilitasi pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) berbasis agroforestry. Pada tahun 2023, KUB Trigona Mantap dibentuk oleh petani dari Malimbu, Pararra, dan Tulak Tallu, berfokus pada budidaya lebah Trigona dan produksi madu alami dari kebun kakao. Sementara itu, pada tahun 2024 KUB Aren Malimbu mengolah nira pohon aren menjadi berbagai produk seperti gula balok, gula semut, sirup sarabba, dan gula aren cair.
“Kami tidak hanya membangun bisnis, tapi juga memperkuat identitas lokal dan keberlanjutan jangka panjang,” jelas Lukmansyah, Team Manager, Cocoa dari Rainforest Alliance. Lukmansyah juga menambahkan bahwa produk ini lahir dari kolaborasi, pengetahuan lokal, dan semangat petani untuk tumbuh bersama.
Proses bisnis mereka tidak hanya memperkuat pendapatan ekonomi rumah tangga, tetapi juga menciptakan identitas lokal berbasis praktik pertanian berkelanjutan. Produk-produk ini telah dipasarkan secara lokal dan sedang menjajaki kemitraan dengan pasar regional.
Tikah Atikah, Program Communication Analyst CIFOR-ICRAF Program Indonesia mengatakan, “ICRAF juga memperkenalkan desain kemasan yang menarik untuk meningkatkan daya tarik dan nilai jual produk, serta membantu mempromosikan seluruh produk yang dihasilkan oleh kedua KUB tersebut melalui kanal website Kiprah Agroforestri di https://kiprahagroforestri.id/produkagroforestri/.”
Dengan rasa bangga Endri Martini, Agroforestry Extension Specialist CIFOR-ICRAF menyatakan, “Kedua KUB ini menjadi contoh wirausaha komunitas yang berbasis pada sistem pertanian berkelanjutan dan pemanfaatan potensi lokal.”

Bersama Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Luwu Utara, ICRAF melalui program SFITAL menyelenggarakan Lokakarya Jejak Kolaborasi pada tanggal 15 Mei 2025 di Aula Lagaligo, Kabupaten Luwu Utara. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, organisasi perangkat daerah (OPD), mitra pembangunan, lembaga riset, pelaku usaha, akademisi, serta kelompok tani dan penyuluh. Kehadiran mereka mencerminkan semangat kolaboratif untuk memperkuat sistem pertanian kakao yang tangguh dan berkelanjutan di Luwu Utara.